ShoutMix chat widget

Selasa, 03 Mei 2011

MERAPI

Athena - Perbedaan dan keragaman agama di Indonesia tidak boleh dijadikan alasan untuk saling membenci antar-umat beragama atau pemeluknya.

Demikian disampaikan Adolfina Elizabeth Koamesakh, MTh, Mhum, dosen pada St. Paulus, dalam acara tatap muka antara para pemuka agama dan akademisi dengan sekitar 120 warga Indonesia di Athena, Minggu (10/4/2011) waktu setempat.

"Perbedaan dan keragaman itu harus dijadikan kekuatan untuk saling melengkapi," ujar Adolfina, yang juga pernah belajar di Universitas Thessaloniki, di Yunani.

Sebagaimana disampaikan Sekretaris II Widya Sinedu kepada detikcom, acara tatap muka itu mengawali rangkaian kegiatan Interfaith Dialogue yang digelar oleh KBRI Athena bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri RI, Kementerian Agama RI dan Kementerian Luar Negeri Yunani (11-12/4/2011).

Selain berdialog, delegasi juga akan mengadakan pertemuan dengan Kementerian Luar Negeri Yunani, Kementerian Pendidikan dan Agama Yunani, Asosiasi Muslim Yunani, Tokoh Kristen Orthodoks dan Katolik Yunani serta kunjungan ke berbagai tempat peribadatan di kota Athena.

Sementara itu rektor Institut Sanata Darma Yogyakarta Dr. Heru Prakosa mengutarakan hikmah kerukunan itu terlihat pada keadaan terakhir Yogyakarta yang terkena imbas letusan gunung Merapi.

"Dalam keadaan sulit, masyarakat dari berbagai latar belakang agama saling bahu membahu untuk mengatasi keadaan, yang membuktikan kerukunan dan toleransi sangat kuat," terang Heru.

Pada kesempatan sama, dosen Universitas Kristen Maluku Dr. Margaretha Hendriks-Ririmase mengatakan bahwa kedatangan pemuka agama bertujuan untuk menyampaikan perkembangan Indonesia terkini, terutama di Maluku yang sudah pulih.

"Berbagai elemen masyarakat di Ambon saat ini telah menyadari kekeliruan yang terjadi di masa lalu dan berupaya untuk menciptakan kondisi harmonis serta bersama-sama berkontribusi untuk pembangunan masyarakat," papar Margaretha.

Sedangkan Rektor Institut Hindu Darma Bali, Prof. Dr. I Made Titib menyampaikan keharmonisan dan kerukunan beragama di Bali terbukti dari peninggalan bersejarah dari berbagai agama, tidak hanya Hindu.

Lingkungan, Korupsi

Para pemuka agama sepakat bahwa setiap pemeluk agama seharusnya mengembalikan kepada ajaran agama masing-masing yang sama-sama melarang perbuatan dosa dan tercela.

Hal itu disampaikan sebagai jawaban atas pertanyaan masyarakat Indonesia di Athena tentang bagaimana agama menyikapi perbuatan negatif dari pemeluk agamanya seperti merusak lingkungan atau korupsi.

Disepakati pula efektifitas dari dialog antar-umat beragama dalam rangka menghilangkan sikap saling curiga dan mencegah konflik.

Para pemuka agama itu juga menekankan agar masyarakat mengindari kesalahpahaman dalam mengartikan ajaran agama masing-masing dan berusaha menerima perbedaan yang ada demi terciptanya keharmonisan.

Usai tatap muka, para pemuka agama dan masyarakat berkesempatan menikmati santap malam istimewa dan langka di Yunani, yakni gulai kambing, sate ayam dan kambing bumbu kacang dan kecap, mi goreng, kerupuk udang, rempeyek kacang hijau dan kerupuk udang serta jajan pasar. Semua kuliner khas Indonesia ini disiapkan oleh Darma Wanita KBRI Athena.



http://www.detiknews.com/read/2011/04/11/155755/1613691/10/perbedaan-jangan-dijadikan-alasan-saling-membenci

Tidak ada komentar:

Posting Komentar