ShoutMix chat widget

Selasa, 03 Mei 2011

kazan

Kazan - Peresmian masjid di Indonesia mungkin bukan lagi suatu hal istimewa. Lain halnya di bekas negeri ateis dan komunis Rusia. Membangun masjid bukan perkara gampang. Sebuah catatan dari Tatarstan, Rusia.

Saya langsung melonjak-lonjak kegirangan saat sebuah sms dari seorang teman asal Tatarstan, masuk dan menyebutkan bahwa pada hari Minggu menjelang Ramadan sebuah masjid akan diresmikan. Bukan di ibukota Moskow, tetapi 700 km ke arah barat.

“Di pinggiran kota Kazan,” demikian bunyi sms.

Kazan adalah ibukota republik otonom Tatarstan, Federasi Rusia. Tanpa babibu, saya segera mencari tiket untuk penerbangan ke arah tengah wilayah Rusia di bagian Eropa itu. Bagaimana mencarinya di sana, itu soal nanti. Yang jelas, I am coming.

Hari berikutnya, setelah salat subuh segera meluncur ke bandara terbesar kota Moskow, Domodedovo. Maklum, pesawat harus take off pukul 07.00 pagi hari dan menempuh jarak seperti dari Jakarta – Surabaya. Sambil menahan kantuk di tengah suhu pagi hari musim panas, 15 derajat Celcius, mobil butut Mercedes itu akhirnya berhasil mengantarkan saya di pelataran bandara tepat pada waktunya.

Bepergian ke kota Kazan selalu menjadi dambaan muslim luar negeri saat berkunjung ke Rusia. Bagaimana tidak, inilah kota santri di tengah-tengah wilayah Rusia yang sangat luas itu. Disebut kota santri karena di kota ini separuh penduduknya, sekitar 2 dari 3,7 juta, beragama Islam. Kemana pun kita pergi ada azan, suara salam, juga wanita mudanya banyak yang berjilbab. Rasanya seperti di tanah air saja.

Menurut sejarah, pada abad ke-7 masuk utusan dari Baghdad ke wilayah tersebut dan memberitahukan tentang keindahan agama Islam. Dakwah santun dan persuasif itu rupanya merasuk ke sanubari raja dan sebagian besar penduduknya. Mulai saat itulah, masyarakat Tatarstan memeluk agama Islam. Bahkan, tradisi keislaman tidak luntur meskipun mendapat tekanan kuat selama 70 tahun partai komunis berkuasa.

Pada belokan dekat sebuah pertokoan, terdapat bangunan masjid baru, indah sekali dengan arsitektur setempat. Tapi masjid ini sudah berfungsi. Nampaknya bukan masjid ini yang akan diresmikan, tempat saya diundang. (Bersambung)

M. Aji Surya dari Kazan, Tatarstan, Rusia

http://www.detiknews.com/read/2009/09/15/120303/1203861/629/indahnya-masjid-azan-dan-salam-di-tatarstan

MERAPI

Athena - Perbedaan dan keragaman agama di Indonesia tidak boleh dijadikan alasan untuk saling membenci antar-umat beragama atau pemeluknya.

Demikian disampaikan Adolfina Elizabeth Koamesakh, MTh, Mhum, dosen pada St. Paulus, dalam acara tatap muka antara para pemuka agama dan akademisi dengan sekitar 120 warga Indonesia di Athena, Minggu (10/4/2011) waktu setempat.

"Perbedaan dan keragaman itu harus dijadikan kekuatan untuk saling melengkapi," ujar Adolfina, yang juga pernah belajar di Universitas Thessaloniki, di Yunani.

Sebagaimana disampaikan Sekretaris II Widya Sinedu kepada detikcom, acara tatap muka itu mengawali rangkaian kegiatan Interfaith Dialogue yang digelar oleh KBRI Athena bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri RI, Kementerian Agama RI dan Kementerian Luar Negeri Yunani (11-12/4/2011).

Selain berdialog, delegasi juga akan mengadakan pertemuan dengan Kementerian Luar Negeri Yunani, Kementerian Pendidikan dan Agama Yunani, Asosiasi Muslim Yunani, Tokoh Kristen Orthodoks dan Katolik Yunani serta kunjungan ke berbagai tempat peribadatan di kota Athena.

Sementara itu rektor Institut Sanata Darma Yogyakarta Dr. Heru Prakosa mengutarakan hikmah kerukunan itu terlihat pada keadaan terakhir Yogyakarta yang terkena imbas letusan gunung Merapi.

"Dalam keadaan sulit, masyarakat dari berbagai latar belakang agama saling bahu membahu untuk mengatasi keadaan, yang membuktikan kerukunan dan toleransi sangat kuat," terang Heru.

Pada kesempatan sama, dosen Universitas Kristen Maluku Dr. Margaretha Hendriks-Ririmase mengatakan bahwa kedatangan pemuka agama bertujuan untuk menyampaikan perkembangan Indonesia terkini, terutama di Maluku yang sudah pulih.

"Berbagai elemen masyarakat di Ambon saat ini telah menyadari kekeliruan yang terjadi di masa lalu dan berupaya untuk menciptakan kondisi harmonis serta bersama-sama berkontribusi untuk pembangunan masyarakat," papar Margaretha.

Sedangkan Rektor Institut Hindu Darma Bali, Prof. Dr. I Made Titib menyampaikan keharmonisan dan kerukunan beragama di Bali terbukti dari peninggalan bersejarah dari berbagai agama, tidak hanya Hindu.

Lingkungan, Korupsi

Para pemuka agama sepakat bahwa setiap pemeluk agama seharusnya mengembalikan kepada ajaran agama masing-masing yang sama-sama melarang perbuatan dosa dan tercela.

Hal itu disampaikan sebagai jawaban atas pertanyaan masyarakat Indonesia di Athena tentang bagaimana agama menyikapi perbuatan negatif dari pemeluk agamanya seperti merusak lingkungan atau korupsi.

Disepakati pula efektifitas dari dialog antar-umat beragama dalam rangka menghilangkan sikap saling curiga dan mencegah konflik.

Para pemuka agama itu juga menekankan agar masyarakat mengindari kesalahpahaman dalam mengartikan ajaran agama masing-masing dan berusaha menerima perbedaan yang ada demi terciptanya keharmonisan.

Usai tatap muka, para pemuka agama dan masyarakat berkesempatan menikmati santap malam istimewa dan langka di Yunani, yakni gulai kambing, sate ayam dan kambing bumbu kacang dan kecap, mi goreng, kerupuk udang, rempeyek kacang hijau dan kerupuk udang serta jajan pasar. Semua kuliner khas Indonesia ini disiapkan oleh Darma Wanita KBRI Athena.



http://www.detiknews.com/read/2011/04/11/155755/1613691/10/perbedaan-jangan-dijadikan-alasan-saling-membenci

Romo

Athena - Tantangan kerukunan dan toleransi dalam masyarakat multikultural yang dihadapi saat ini ialah bagaimana generasi muda melihat perbedaan dari segi positif.

Hal itu disampaikan Rektor Institut Sanata Darma Yogyakarta Romo Dr. J.B. Heru Prakosa, SJ dalam public lecture (kuliah umum, red) yang diikuti 150 mahasiswa Yunani pada Fakultas Theologia, National and Kaposditrian University of Athens, Senin (11/4/2011).

Kuliah umum ini, sebagaimana dituturkan Sekretaris II Widya Sinedu kepada detikcom, adalah bagian dari rangkaian interfaith dialogue, terselenggara atas kerjasama KBRI Athena, Kementerian Luar Negeri RI, Kementerian Agama RI dengan Universitas  terbesar di Yunani tersebut.

Romo menyampaikan pengalaman yang dilakukan dalam rangka mengajarkan nilai-nilai multikultural terhadap generasi muda di Indonesia, yaitu melalui upaya peningkatan pemahaman mengenai agama lain dan berusaha menerima perbedaan yang ada.

Menurut Romo, upaya untuk menanamkan pendidikan multikulturalisme telah diterapkan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia dengan tujuan mencipatakan generasi muda Pancasilais.

"Selain itu juga dilakukan upaya-upaya demi mendorong kerjasama dan aktifitas beragama yang mempelajari satu dengan yang lain," pungkas Romo.

Selain bagian dari interfaith dialogue, kuliah umum ini juga dalam rangka soft diplomacy untuk memperkenalkan Indonesia melalui empowering the moderates (pemberdayaan kaum moderat, red).

Indonesia sendiri diakui telah berhasil mengembangkan budaya dialog dan mempromosikan toleransi antara pihak-pihak yang berbeda agama, budaya dan latar belakang maupun antara kelompok moderat dan less moderates.

Tradisi Beragama

Sementara itu Prof. Marios Megzos dalam kuliah bertema The Inter-religious Dialogue in an Orthodox Christian Perspective menekankan bahwa dialog merupakan tradisi agama dan menjadi esensi dari pengajaran Gereja Orthodoks dan telah menjadi isu penting saat ini.

"Namun demikian perlu diluruskan bahwa interfaith dialogue tidak dikaitkan dengan isu politik dan ekonomi," tandas Guru Besar Perbandingan Filsafat Agama pada University of Athens itu.

Di akhir kuliah disepakati pemahaman bahwa semua manusia mempercayai adanya satu Tuhan namun refleksi theologis dan ekspresi peribadatannya menjadi pilihan dari masing-masing umat manusia.

Perwujudan atas keyakinan kepada Tuhan bisa menyatu melalui tindakan-tindakan nyata demi kebaikan bersama.

Misi interfaith dialogue oleh Kementerian Luar Negeri RI dan Kementerian Agama RI ini berupaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat Yunani, yang mayoritas beragama Kristen Orthodox, mengenai keberhasilan Indonesia dalam menciptakan keharmonisan beragama yang kompatibel dengan demokrasi.

Disebutkan bahwa Indonesia saat ini dijadikan sebagai model yang mewakili tradisi Islam moderat dan terbukti dapat hidup berdampingan secara damai dengan penganut agama lain.

http://www.detiknews.com/read/2011/04/12/050027/1614030/10/tantangan-kerukunan-ada-di-generasi-muda

Bali

Bali - Pemerintah dan komponen pariwisata Bali menggelar doa bersama atau Pray for Japan, mendukung masyarakat Jepang agar kuat dan tabah menghadapi bencana gempa dan tsunami. Atas dukungan spiritual itu, Jepang berterima kasih kepada Bali yang telah dianggap sebagai sahabat sejati.

Pray for Japan digelar di Pura Uluwatu, Desa Pecatu, Jimbaran, Sabtu (2/4/2011). Doa bersama ini diikuti Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Konsulat Jenderal untuk Bali Shirota Minoru, pendeta Hindu dan Jepang, Ketua PHRI Bali Tjokorda Artha Ardana Sukawati yang akrab Cok Ace, warga Jepang yang ada di Bali. Warga Jepang ikut berdoa bersama menggenakan pakaian adat Bali.

Shirota mengatakan Pray for Japan merupakan dukungan moril yang sangat besar bagi masyarakat Jepang. "Kami sangat berterima kasih karena atas dukungan moril yang besar dari masyarakat Bali sehingga kami tetap tabah dan akan berjuang untuk mencapai kehidupan sama seperti sebelum bencana. Doa ini penting dan berharga bagi kami," katanya.

Bagi Jepang, Bali adalah sahabat yang sangat dekat yang peduli dengan kondisi warganya saat ini. "Saya tahu bahwa Bali adalah sahabat sejati bagi Jepang. Kami berterima kasih memiliki sahabat baik," kata Shirota.

Sementara itu, Pastika mengatakan kini saatnya masyarakat Bali memberikan dukungan kepada warga Jepang yang tertimpa bencana. "Kita terharu dunia internasional, pendeta dan tokoh masyakat, tokoh spiritual Jepang menjadikan kita tabah dan bangkit dari peristiwa bom Bali. Saat ini Jepang tertimpa bencana, kita dukung secara moril spiritual," katanya.

http://www.detiknews.com/read/2011/04/02/194340/1607341/10/pray-for-japan-bali-sahabat-sejati-jepang

The Oklahoma

The Oklahoma-based brothers, Isaac, Taylor and Zac Hanson - who shot to fame with their debut single 'MMMbop' in 1997 - have been heavily influenced by music from the 70s and Taylor says it shows on their new album 'Shout It Out'.

He explained: "The last two records we were definitely leaning away from the old school R&B that we had been doing, we've been going a little bit more layered and textured, more pop rock and with this album we've tried to create it in a way that captures a certain energy that we love about albums from our past.

"We joke that we're a 70s rock band because we grew up in the Midwest with a little bit of roots music around us but also listening to 50s and 60s soul music and as a result this album is a mid 70s pop rock album made in 2011."

While Taylor - who will play a series of five shows in London in June called 'Five of Five' with Hanson - admits the siblings do have their fair share of rows, he says their "mutual respect and admiration" will keep the band together for a long time to come.

Asked if he gets sick of working with his brothers, Taylor told BANG Showbiz: "How many times a week, would be the answer to that. Of course we don't always get along. But the truth is we have a mutual respect and connection and sometimes it's actually the clash that makes great art. We have a positive message and story in that we don't get into fights in public and act like idiots but the difference is we don't air our dirty laundry in the middle of the street."

http://music-news.com/shownews.asp?H=Hanson-think-of-themselves-as-a-70s-rock-band&nItemID=40927

Bieber

Violence came to the pop world over the weekend in Australia when Justin Bieber was egged at his Sydney concert and Deadmau5 was punched at an after-party.

A not so happy fan at the Bieber show at Acer Arena took careful aim and pelted 6 eggs on stage at his concert, narrowly missing the teen singer on Friday night.

Deadmau5 was attending a Creamfields after-party in Brisbane on Saturday night when he copped a fist, allegedly from Brisbane DJ James Cameron. 'the openoing 'dj' at the club decided to have a go at me. So fuck him and fuck that club. I left,' Deadmau5 tweeted.

Apparently Deadmau5 didn't like Cameron's playlist. 'Thank god for creamfeilds tonight, coz the music at the afterrparty is fucking god awful,' he also wrote.

http://music-news.com/shownews.asp?H=Justin-Bieber-egged-and-Deadmau5-punched-in-Australia&nItemID=40928

Rebecca black

Rebecca Black has warily advised aspiring YouTube stars to 'make good choices'.

Black appeared at MTV's O Awards, which are predominantly focussed on internet stars, both musical and otherwise.

MTV sat down with Black for a chat about the ludicrous successm, and attendant infamy, of her single 'Friday'.

The thirteen-year-old seemed to be as irritated as everyone else by her breakthrough single.

She said, "Every time someone says 'Friday,' it gets stuck in my head. It gets irritating. I mean, like, it's my song, and I like the song. But I hear 'Friday' all the time. Get out of my head!'

And she also dished out what sounded like a warning to fellow tweens who would like to follow in her footsteps and get a viral hit on YouTube.

"Don't expect that no one will see it,' she warned, 'What you put online is going to be there forever. So, uhh, make good choices."

http://music-news.com/shownews.asp?H=Rebecca-Black-warns-YouTubers:-to-make-good-choices&nItemID=40929